Pengaruh Internet dan Televisi Bagi Anak-Anak
Nina Eikens
20-04-2007
Bermain dokter-dokteran bukan hal baru bagi anak-anak. Tapi yang baru adalah semakin banyaknya dan semakin mudanya anak-anak dihadapkan dengan gambar-gambar bernuansa porno. Kekhawatiran terhadap dampaknya, meningkat pula. Baru-baru ini seorang anak laki-laki berusia 12 tahun di kota Amersfoort, Belanda Tengah, melakukan pelecehan seksual terhadap teman sekolahnya. Selain itu ada dua sekolah dasar lagi yang muridnya berbuat tidak senonoh. Apakah ini disebabkan oleh gambar-gambar porno di televisi atau internet? Atau apakah karena peranan para pendidik? Guru besar pedagogi di Universitas Utrecht Micha de Winter mengusulkan agar peranan orang tua murid di sekolah, ditingkatkan.
Buku Het is niet leuk
Ketika jam istirahat seorang anak laki-laki di SD de Vlindervallei di Amersfoort, Belanda Tengah itu, menarik seorang anak yang sebaya dengan dia ke pangkuannya. Kemudian ia mengeluarkan kata-kata yang bernuansa seksual. Apa yang dilakukan anak-anak ini tampaknya baru dan juga sering terjadi.
Martine Delfos adalah psikolog dan penulis buku anak-anak ‘Het is niet leuk’ (Ini tidak menyenangkan). Buku ini mengenai anak-anak yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak lain. Delfos heran kok banyak anak-anak yang memperlihatkan prilaku seksual secara terbuka.
Martine Delfos:“Apa yang persis mereka lakukan memang hal yang baru, terutama volumenya. Tapi gejala yang paling baru adalah coraknya yang sangat berbeda dan keterbukaanya. Dulu tidak seperti itu. Dulu biasanya tersembunyi. Kan main dokter-dokteran itu menyenangkan dan agak menegangkan. Dan orang dewasa tidak boleh tahu. Nah, sekarang apa yang dilakukan anak-anak itu sangat terbuka.”
Gambar-gambar porno
Dewasa ini anak-anak lebih banyak dihadapkan dengan gambar-gambar seksual dibandingkan sekitar sepuluh tahun lalu. Mereka melihat tayangan pria-pria perkasa memukul pantat perempuan. Di internet anak-anak juga dikonfrontasi dengan gambar-gambar seks. Kalau kata-kata seperti ‘kemaluan cewek’ dan ‘Britney Spears’ diketik di google maka keluarlah gambar gambar-gambar telanjang.
Menurut guru besar pedagogi Micha de Winter gambar-gambar itu bermakna lain bagi anak-anak.
Micha de Winter: “Anak-anak yang menonton channel musik atau internet, mereka mendapat kesan bahwa perempuan-perempuan atau gadis-gadis yang mereka lihat itu memang untuk digoda dan suka digoda. Jadi, gambar-gambar yang dilihat anak-anak itu tidak objektif.”
Antipasi dari sekolah
Tidak semua orang menganggap prilaku anak-anak itu sebagai hal yang salah. Bermain dokter-dokteran memang ada dari dulu. Kadang-kadang memang menyimpang.
Ketua Organisasi Pemimpin Sekolah di Belanda, Ton Duif, bertanya-tanya apakah ini semua memang bermasalah. Menurut Duif anak-anak sekarang memang cepat dewasa dan suka mencoba-coba.
Ton Duif: “Masalahnya semuanya dibesar-besarkan sehingga dianggap sebagai prilaku tidak normal. Itu sebenarnya prilaku alami. Tapi sekolah memang harus mengantisipasi. Sekolah memang harus berbuat.”
Ini bukan hanya kesalahan media baru. Menurut De Winter, orang tua dan sekolah harus lebih banyak campur tangan. De Winter menyadari sekarang banyak orang tua berpendapat bahwa mereka tidak bisa berbuat apa-apa terhadap pengaruh televisi dan internet. Tapi itu tidak benar. Karenanya, De Winter mengimbau agar orang dewasa menjadi tauladan. Harus memperlihatkan bahwa orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari bergaul dengan cara berbeda dari apa yang mereka lihat di internet dan videoklip.
http://www.ranesi.nl/tema/pengetahuan/teknologi_informasi/TV_internetanak070420
Kategori: Artikel dari Media · Curhat
0 komentar:
Posting Komentar